Unit Layanan Disabilitas UBM Gorontalo Terima Bantuan dari Kemendikbud Ristek

    13 May 2024        Ais Hasan


Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD) menerima bantuan dari Kemendikbud Ristek RI.

Ketua ULD UBM Gorontalo Imam Mashudi mengatakan bahwa bantuan untuk ULD dari Kemendikbud Ristek ini bisa membangun atmosfir yang ramah disabilitas sehingga akses pendidikan di perguruan tinggi termasuk di UBM Gorontalo bisa dirasakan semua anak bangsa.

Selama ini juga kata Imam Mashudi bahwa kampus UBM Gorontalo telah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk disabilitas seperti jalan hingga lift serta membangun suasana yang ramah disabilitas.

"Alhamdulillah, UBM Gorontalo kembali mendapat kepercayaan dari Kemendikbud Ristek terkait penerima bantuan ULD tahun 2024, bantuan ini juga diterima UBM Gorontalo karena adanya prodi yang melahirkan guru-guru yang akan mengajar di SLB dan kami juga memiliki mahasiswa yang disabilitas," kata Imam Mashudi, Senin 13 Mei 2024.

Bantuan ini kata Imam Mashudi, berawal adanya informasi dari Kemendikbud Ristek di bulan Februari 2024 lalu yang kemudian direspon dan mendapatkan dukungan dari Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo (YBMG), Dr. Ir. Azis Rachman, ST, MM, IPM, Rektor UBM Gorontalo, Dr. Titin Dunggio, M.Si, M.Kes, Ketua BPM dan jajaran FIPB.

Nantinya kata Imam Mashudi lagi, bantuan dari Kemendikbud Ristek untuk ULD ini akan diimplementasikan melalui program pelatihan, sosiasialisasi dan lainnya yang diharapkan bisa memberikan manfaat atau perubahan agar disabilitas terlayani secara maksimal di UBM Gorontalo.

Selama ini secara kelembagaan kata Imam Mashudi lagi, perguruan tinggi belum terbuka secara maksimal dalam memberikan informasi bagi anak-anak disabilitas yang ingin melanjutkan pendidikannya. Lulusan SLB sesuai data yang ada kurang lebih hanya 1 persen yang mau melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

"Salah satu penyebabnya adalah, perguruan tinggi kesulitan untuk memberikan informasi maupun layanan, sehingga mereka yang disabilitas kesulitan juga untuk belajar secara bersama-sama dengan yang non disabilitas," ujar Imam Mashudi.

Mungkin saja kata dia, kondisi itu disebabkan oleh saran prasarana yang belum maksimal, komunikasi yang belu efektif antara pengelola perguruan tinggi dengan disabilitas.

Melalui ULD UBM Gorontalo kata Imam Mashudi, program yang akan dijalankan antara lain, dosen bisa mengajar dan terterima oleh disabilitas, kemudian layanan staf dalam dioptimalkan dan adanya mahasiswa pendamping bagi disabilitas yang membantu menjalani perkuliahan di UBM Gorontalo.

"Adanya ULD UBM Gorontalo ini semoga disabilitas bisa terakomodir belajar di perguruan tiggi, dan UBM Gorontalo bisa membangun atmosfir ramah disabilitas, sehingga pendidikan bisa dirasakan semua kalangan, semua anak bangsa," kata Imam Mashudi.

Disabilitas kata dia, bisa mendapatkan informasi layanan akademik dan non akademik serta bisa menyerap ilmu pengetahuan hingga bisa mendapatkan gelar dengan waktu yang diharapkan di UBM Gorontalo.*